Rabu, 30 Juni 2010

Sejarah Hari Ibu


Hari Ibu di Indonesia dirayakan pada tanggal 22 Desember dan ditetapkan sebagai perayaan nasional. Sejarah Hari Ibu diawali dari bertemunya para pejuang wanita dengan mengadakan Kongres Perempuan di tahun yang sama dengan Sumpah Pemuda. Organisasi Perempuan sendiri sudah berdiri sejak tahun 1912, diilhami oleh perjuangan para pahlawan wanita abad ke-19 seperti M.Christina Tiahahu, Cut Nyak Dien, Cut Mutiah, R.A. Kartini, Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Achmad Dahlan, Rangkayo Rasuna Said dan lain-lain. Pada tanggal 22 Desember 1928 organisasi-organisasi perempuan mengadakan kongres pertamanya di Yogyakarta dan membentuk Kongres Perempuan yang kini dikenal sebagai Kongres Wanita Indonesia ( Kowani ), kongres berikutnya diadakan di Jakarta dan Bandung. Presiden Soekarno menetapkan melalui Dekrit Presiden No. 316 Tahun 1959 bahwa tanggal 22 Desember adalah Hari Ibu dan dirayakan secara nasional, hingga kini. Satu momen penting bagi para wanita adalah untuk pertama kalinya wanita menjadi menteri adalah Maria Ulfah di tahun 1950. Sebelum kemerdekaan, Kongres Perempuan ikut terlibat dalam pergerakan internasional dan perjuangan kemerdekaan itu sendiri. Tahun 1973 Kowani menjadi anggota penuh Internasional Council of Women ( ICW ). ICW berkedudukan sebagai konsultatif kategori satu terhadap Perserikatan Bangsa-Bangsa ( PBB ). Mandala Bhakti Wanitatama pada kongres di Bandung tahun 1952 diusulkan sebuah monumen, setahun berikutnya diletakkan batu pertama oleh Ibu Sukanto ( ketua kongres pertama ) untuk pembangunan Balai Srikandi dan diresmikan oleh menteri Maria Ulfah tahun 1956. Akhirnya pada tahun 1953 Presiden Soeharto meresmikan keseluruhan kompleks monumen menjadi Mandala Bhakti Wanitatama di Jln. Laksda Adisucipto, Yogyakarta.

:) :) :) :) sayang ibu selalu :) :) :) :) :)
Wahai saudaraku,
Ingatkah kau akan Ibu yang melahirkanmu, yang meneteskan air mata ketika kau pergi jauh darinya, yang mengkhawatirkanmu ketika kau sakit?

Wahai saudaraku,
Ingatkah kau dengan setiap perbuatan dan perkataanmu yang menyakitkan hatinya?

Wahai saudaraku,
Pernahkah kau memohon ampun kepada ibumu karena kesalahan yang telah kau perbuat padanya?

Ingatlah wahai saudaraku, hidupmu dan hidupnya, tidak ada siapapun yang tau kapan akan berakhir.
Sebelum semuanya terlambat, datanglah padanya minta maaf. Buatlah hari-hari dalam hidupnya bahagia karena kau adalah anaknya.

Jadilah dirimu anak yang soleh dan solehah, yang bisa memberikan kasih sayang kepadanya dan bisa mendoakan di hari akhirnya.